Ahli dari Charles University, Bohemia, Jerman, mempelajari masalah
sensitif dalam keluarga, yaitu perselingkuhan. Dari penelitian, mereka
menemukan kebiasaan suami berselingkuh adalah kebiasaan yang bergantung
pada kenangan di masa kanak-kanak saat mereka melihat orang tuanya
berselingkuh atau mengkhianati satu sama lain.
Dr. Jan Havlicek menyurvei 86 pasangan. Hasilnya, laki-laki mengenal perselingkuhan dari sang ayah yang dengan mudah menghancurkan perkawinan. Uniknya, anak perempuan justru tak terpengaruh oleh fakta yang menunjukkan ketidaksetiaan sang ibu.
Ada penelitian sosiologis lain yang juga membahas hal yang sama. Hasilnya menunjukkan, perempuan dan laki-laki memiliki alasan yang sama untuk tidak setia. Tapi, mereka menyikapinya dengan cara berbeda. Keduanya mencari pengalaman dan menginginkan suatu perubahan. Namun, laki-laki cenderung ingin menemukan sesuatu yang baru dalam aktivitas seksual, sedangkan perempuan hanya ingin memperbarui perasaan.
Sementara itu, 56 persen suami yang berselingkuh mengaku sangat menyayangi istri mereka dan menyesal pernah melakukan perbuatan itu
sumber
Dr. Jan Havlicek menyurvei 86 pasangan. Hasilnya, laki-laki mengenal perselingkuhan dari sang ayah yang dengan mudah menghancurkan perkawinan. Uniknya, anak perempuan justru tak terpengaruh oleh fakta yang menunjukkan ketidaksetiaan sang ibu.
Ada penelitian sosiologis lain yang juga membahas hal yang sama. Hasilnya menunjukkan, perempuan dan laki-laki memiliki alasan yang sama untuk tidak setia. Tapi, mereka menyikapinya dengan cara berbeda. Keduanya mencari pengalaman dan menginginkan suatu perubahan. Namun, laki-laki cenderung ingin menemukan sesuatu yang baru dalam aktivitas seksual, sedangkan perempuan hanya ingin memperbarui perasaan.
Sementara itu, 56 persen suami yang berselingkuh mengaku sangat menyayangi istri mereka dan menyesal pernah melakukan perbuatan itu
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar